Orang-orang bodoh dan tidak tahu malu telah mencela Yang Maha Pencipta Yang Pemberi Rezeki, Yang Maha Agung. Mereka telah mencela Tuhan Yang Maha Esa yang tiada Tuhan selainNya. Lalu apa yang akan aku dan kamu perkirakan?, sedangkan kita adalah orang-orang yang suka melakukan dosa.
Sesungguhnya kamu akan menghadapi suatu pertempuran sengit dalam kehidupanmu yang tiada henti-hentinya, berupa kritikan tajam yang mampu membelah hati. Kamu akan menghadapi penghancuran yang telah dianalisis dan dirancangkan, serta sebuah penghinaan yang tidak akan bererti apa-apa selama kamu memberi, membangun, berkorban, unggul dan berjaya.
Tidak seorang pun di antara mereka yang akan menenangkanmu sehinggalah kamu dapat menghindari mereka melalui lorong di bumi atau tangga di langit. Adapun jika kamu masih berada di tengah-tengah mereka, maka tunggulah perlakuan buruk mereka kepadamu yang dapat menderaikan air matamu, yang dapat mencucurkan darah dari hujung matamu dan mampu menggoncangkan tempat tidurmu.
Seorang penyair berkata:
"Mereka menghasut seorang pemuda
di kala mereka tidak memperoleh
hasil jerih payahnya.
Mala manusia adalah musuh-musuh
dan lawan baginya."
Sesungguhnya orang yang duduk di atas tanah tidak akan jatuh, dan manusia tidak akan menendang anjing yang mati. Tetapi mereka akan dengki dan marah kepadamu kerana kamu telah melebihi mereka dari segi ilmu atau akhlak atau pangkat atau harta.
Jadi, kamu di mata mereka bagaikan seorang pendosa yang tiada keampunan lagi bagimu. Dan demikian akan menyebabkanmu meninggalkan keutamaan dan apa saja yang telah Allah berikan kepadamu, hingga kamu terlepas daripada sifat terpuji serta terlepas daripada segala kemuliaan, hingga kamu menjadi seorang yang benar-benar bodoh, benar-benar miskin dan benar-benar susah. Inilah sebenarnya yang mereka inginkan.
Jika demikian, maka yang dapat menyanggah ucapan, kritikan dan celaan mereka adalah ungkapan, "Tetaplah wahai gunung Uhud." Jadikan dirimu bagaikan batu gunung yang bisu, yang ditakuti, yang mana pecahan-pecahan ais hancur lebur di atasnya demi menetapkan kewujudannya.
Sesungguhnya jika kamu mendengar celoteh, dan kamu termakan oleh kata-kata mereka, bererti kamu telah memahami cita-cita tersembunyi mereka yang bertujuan menghancurkan kehidupan dan mengotori umurmu. Oleh sebab itu, usahlah kau layan dan maafkanlah mereka, jangan sampai kamu terasa bersempit dada di atas apa yang mereka rancangkan. Sesungguhnya kritikan pahit mereka merupakan tanda kehormatan bagimu, dan bergantung kualiti harga dirimu di situlah terdapat kritikan yang tajam.
Sesungguhnya dirimu tidak akan mampu membungkam mulut mereka dan juga tidak akan mampu untuk menjerat lidah-lidah mereka, tetapi kamu mampu untuk menguburkan kritikan dan kegilaan mereka dengan menjauhi dirimu daripada mereka. Kamu biarkan mereka dengan urusan mereka dan kamu tidak menanggapi perkataan mereka
Allah berfirman:
ertinya: "... matilah kamu kerana kemarahanmu itu ... " (Ali Imran, 119)
Seorang penyair berkata:
"Aku tidak akan peduli jika aku dicela
dengan kesedihan
oleh seekor kambing hutan.
Atau aku ditentang dari belakangku
oleh orang yang suka mencela."
Justeru kamu dapat menuangkan ke dalam mulut mereka potongan-potongan daging seiring menambahkan keutamaanmu, terdidiknya sikap baikmu dan terhapusnya sifat-sifat tercelamu.
Seorang penyair berkata:
"Jika sikapku yang terpuji yang aku
tampilkan merupakan cacat bagiku
maka katakanlah padaku bagaimana
aku harus memohon maaf."
Jika kamu ingin diterima dalam segala kalangan, dicintai oleh semua orang, terbebas daripada segala kecacatan di alam semesta ini, maka sesungguhnya kamu sedang mendambakan sesuatu yang mustahil dan kamu berangan-angan terlalu tinggi.
Hatim berkata:
"Satu kata daripada seorang pendengki tanpa
adanya suatu kesalahan.
Telah aku dengar, maka aku katakan
lewatlah dan menjauhlah daripadaku.
Mereka membantah atasku sedangkan ia
tidak mencelaku
Dia juga tidak menyebabkan dahiku berkerut
selamanya."
oleh : 'Aidh Abdullah al-Qarni
